Artikel Populer
-
DR. HM. Afifuddin Dimyathi, Lc, MA. Gus Awis Jombang, 7 Mei 1979 Nama Ayah : KH. A. Dimyathi Romly Nama Ibu : Hj. M...
-
Asrama Hidayatul Quran ini merupakan salah satu asrama dari ke-17 asrama yang ada di Pondok Pesantren Darul yang terkenal dengan Keasrian, K...
-
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di m...
-
KH. Hanan Ma'shum \ Dilahirkan di Rejoso 7 Oktober 1940, adalah putra kedua KH. Ma’soem Cholil. Beliau tidak jauh beda dengan putra k...
-
A rab Saudi sedang membuat rancangan pembangunan jalur monorel yang akan menghubungkan kota Makkah, Mina, Muzdalifah dan Arafah. Fasilitas ...
Formulir Kontak
Senin, 01 Maret 2010
KH. Sufyan Cholil
Kyai Sufyan sebelum terjun di kalangan ketokohan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum adalah Aktifis Gerakan Nahdlatul Ulama Wilayah Yogyakarta dan sekaligus sebagai wakil satu – satunya NU di DPRD RI Pusat Jakarta dari wilayah Yogyakarta. Beliau lahir di Rejoso pada 29 Oktober 1929. Setelah dapat menyelesaikan studi di Rejoso sebatas tingkat Sekolah Menengah Pertama, Beliau melanjutkan studi kelananya di Semarang, lalu berpindah ke Yogyakarta. Di Yogya Beliau bertemu bertemu dengan Putri Magelang yang bernama Noer Chalimah, yang kemudian dikawininya tahun 1960 dan perkawinan ini diketahui membuahkan Farida Roichany, Faiqoh Rahmiati, Muhammad Farikhin, Muhammad Faisol, Muhammad Fanani dan Farra Adibah.
Karir organisasinya adalah tahun 1954 ikut aktif sebagai pelopor berdirinya Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama IPNU, tahun 1954 sebagai pengajar dan administrative Madrasah Mualimat Yogyakarta, tahun 1959 sebagai Gerakan Pemuda Anshor Bantul Yogya, tahun 1972 sebagai anggota DPR-GR daerah Yogyakarta, tahun 1973 hari terakhir Beliau di Yogya karena tahun itulah Beliau harus pulang kampung, terpanggil kepemimpinan Darul ‘Ulum yang lenggang ditinggal KH. Bishri Cholil sebagai partner KH. Musta’in Romly menjalankan amanat.
Menurut rencana memang bagus katanya , tapi rupanya Tuhan berbuat lain dan manusia harus tunduk menerimanya. Itulah, rencana Kyai bertahan lama, tapi nyatanya Beliau tidak lama kemudian tepatnya tahun 1978 memenuhi pula panggilan Allah SWT untuk melibatkan diri di alam kekal. Kita yang ditinggal akhirnya hanya berbisik Innalillahi Wainnailaihi Roji’un.
Labels:
PPDU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Saran anda adalah hal yang terbaik bagi kami !!