Artikel Populer

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Rabu, 11 November 2009

Potret Arab Saudi di Masa Datang


Arab Saudi sedang membuat rancangan pembangunan jalur monorel yang akan menghubungkan kota Makkah, Mina, Muzdalifah dan Arafah. Fasilitas monorel ini akan menjadi sarana transportasi alternatif di saat musim haji.
Pembangunan jalur monorel itu akan dilaksanakan lewat kerjasama antara Saudi Arabian General Investment Authority (SAGIA), Kementerian Transportasi dan Komisi Tinggi Pembangunan kota Makkah dan Madinah, setelah mengkaji hasil studi yang dilakukan International Transport Project Company (ITPC).
ITPC sudah mengidentifikasi tempat-tempat yang akan dibangun jalur monorel. Bahan-bahan pembuatan jalur monorel, termasuk pilar-pilar penyangganya, akan menggunakan besi baja yang kuat. Monorel ini nantinya, akan memiliki empat sampai delapan rangkaian gerbong kereta yang bisa mengangkut hingga 20 ribu penumpang tiap jam.
Perusahaan itu, kini sedang mengontak otoritas berwenang untuk mendapat izin pembangunan, yang dipekirakan akan menelan biaya sebesar tujuh milyar riyal. Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Saudi, ITPC akan melakukan studi teknik dan melakukan kordinasi dengan perusahaan-perusahaan real estate di Makkah, seperti Jabal Omar dan Jabal Khandama, terkait penyediaan stasiun-stasiun monorel di lokasi pemukiman itu. Sumber-sumber di Saudi mengatakan, proyek ini akan selesai dalam empat tahun.
Penasehat tim proyek monorel Dr. Muhmmad Naji Kurdi mengatakan, proyek ini merupakan langkah maju dari sisi kualitatif, terkait transportasi bagi jamaah haji di Makkah dan kota-kota suci di sekitarnya.
"Proyek ini juga akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga Saudi, khususnya dalam pengoperasian monorel dan pembuatan gerbong serta spare part-nya, " ujar Naji Kurdi seperti dikutip surat kabar Al-Madinah.
Sejumlah tempat parkir bertingkat juga akan dibangun di pintu masuk kota Makkah, sehingga para warga bisa memarkir mobilnya sebelum naik monorel. Monorel ini nantinya juga akan melayani jalur Jeddah-Makkah dan Madinah-Makkah.
Jalur monorel dan gerbongnya akan dilengkapi dengan sistem pengamanan yang canggih. Trek monorel akan dibangun setinggi lima setengah meter di atas permukaan tanah dan para penumpang akan menggunakan tangga jalan untuk naik dan turun dari jalur monorel.
Manfaat utama dari keberadaan monorel adalah tidak mengganggu arus lalu lintas jalan dibawahnya. Selain itu, monorel dioperasikan dengan sistem komputerisasi, sehingga bisa dijalankan dengan mudah. Dalam sejarahnya selama 100 tahun, monorel merupakan alat transportasi yang aman dan ramah lingkungan.
Ide pembuatan monorel ini mengemuka, bersamaan dengan ekspansi proyek pembangunan jalur kereta api yang dilakukan oleh Saudi Railways Organization (SRO).


Arab Saudi, seperti juga negara-negara lain yang bergelimang harta, terus melakukan modernisasi. Selain secara pemikiran, seperti diangkatnya seorang perempuan dalam jajaran kementrian di negara itu, juga pembangunan fisik pun dilakukan. Tetapi, pengembangan Arab Saudi, khususnya kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak memedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya.



Bangunan-bangunan itu dibongkar karena berbagai alasan, namun sebagian besar karena ingin menyesuaikan dengan kota-kota besar di dunia lainnya. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.



Beberapa bulan yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah Arab mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.



“Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.



Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994.Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW.



Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata.



Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari. Wallohu alam bi shawab.